Rabu, 17 Oktober 2012

Pendakian Gunung Gede

"Tapi Inilah petualangan, Aku melangkah ke dalam ruang ketidak tahuan. Kusadari sepenuhnya, ada bahaya di sekitarku. Kuakui lebih merupakan bayangan ketimbang kenyataan, dan sebuah kecintaan atas kelengangan liar bukit-bukit sekitarku" (Chris Benington)


Mendaki Gunung Gede (10/9/2012),  hal ini bagi sebagian orang mungkin sebuah perjalanan yang biasa, bahkan ada yang sempat beberapa kali mendaki.  Saya sendiri sudah 3 kali menyambangi puncak gunung gede, namun tetap saja, saya takjub dengan anugrah Allah SWT ini.

Pada pendakian kali ini saya ditemani Rekan kantor saya yaitu Pak Widadi, dan Azrina Yulyany. Yang membuat perjalanan ini tidak biasa adalah karena Azrina merupakan seorang wanita yang baru pertama kali mendaki gunung. Semangatnya bukan tanpa alasan, salah satunya adalah karena dia belum pernah, dan ingin sekali mecoba mendaki gunung.

Edelweis & semoga Abadi
Perjalanan kami dimulai semenjak pagi  (8/10) dari cimanggis dengan mengendarai sepeda motor ‘matic’, yang penuh sesak dengan peralatan pendakian kami.  Rencanaya kita akan bertemu dengan Pak Widadi di Cibodas sekalian validasi pendaftaran. Cuaca pagi itu sedikit tidak bersahabat, dalam perjalanan kami pagi itu, kami di temani dengan rintik hujan yang menambah dinginnya pagi kami. Sesampainya di Bogor, gerimis pun tak kunjung reda, sampai akhirnya kami mampir untuk menghangatkan tubuh dengan semangkuk bubur ayam cianjur. Semangkuk itu pun habis dan alhamdulilah ya..sesuatu (Syahrini mode on) gerimis pun berhenti, yang tentunya kembali meningkatkan semangat kami berdua untuk berkendara ke Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di Cibodas.

Sesampainya saya disana, saya menunggu sejenak di warung Pak Idi, untuk menunggu Pak Widadi dan menitipkan sepeda motor. Selang beberapa jam Pak Wid-pun tiba dan kami pergi ke tempat Validasi. Hmmmhhhh… proses validasi ternyata seperti halnya gambaran proses birokrasi di Indonesia, yang bertele-tele dan lamban. Tapi sudah biasalah, bagaimanapun saya juga Indonesia.

Akhirnya proses Validasi selesai dan kami bertiga resmi disetujui untuk mendaki Gunung gede. Rencananya rute yang ingin kami ambil adalah melalui Pos Gunung Putri dan turun di Gunung Putri  juga. Secara ideal untuk mencapai Kawasan Surya Kencana (Surken) dari Gunung Putri akan menempuh waktu sekitar  3-4 jam.

Surya Kencana merupakan sebuah lapangan datar dan luas pada ketinggian 2.750m dpl, yang terletak di sebelah timur puncak Gede, disini terdapat padang rumput dan padang edelweiss, dimana para pendaki biasanya berkemah disini sebelum menaiki Gunung Gede. Alasanya adalah disini satu-satunya lokasi yang terdapat Airnya.

Next
Oke… perjalanan kami pun dimulai, dari Cibodas kami menaiki angkot jurusan Cibodas-Cipanas, dan melanjutkanya menaiki angkot ke Gunung Putri. Kali ini kami men-charter angkot tersebut dengan alasan agar lebih cepat, Rp. 50rb bertiga, yaaah.. kami pikir pantas dari pada harus berputar2. ( padahal udah muter2 3 kali gara-gara di bohongin supir angkot, haduuhhhh)

Sesampainya di Pos Gunung Putri kami melakukan Registrasi, kami di berikan informasi mengenai aturan dan rute pendakian. “Kalian jangan sampai merusak habitat alam ya, jangan merusak tanaman dan membawa pulang atau membakarnya, oiya klo di surken jangan setel MP3 keras-keras, sebab akan menggangu habitat alami burung. Satu lagi bawa sampahnya turun ya” ujar sang jagawana.

Dalam perjalan awal ini,  kami di sediakan pemandangan perkebunan rakyat, yang tampak begitu subur dan luas. Para petani terlihat sibuk merawat dan ada juga yang sedang memanennya. Kebun Tomat, Kol, Wortel dan Lobak Putih menjadi pemandangan wajib kali itu.

Diseperempat perjalanan ini, kami terus menjumpai rute yang cukup terjal, dan hal ini sedikit mengkhawatirkan saya, karena ada Wanita di kelompok kami.  Namun rupanya saya tidak perlu khawatir, karena rupanya Azrina cukup mahir melewati akar-akar ini yang lumayan sulit dibayangkan.

Kami terus menyemangatinya, “ayo rin tinggal dikit lagi”. Semangat..semangaaatt….. Tancap terus, naik teruus. Hhmmmhh…

Sampai akhirnya semangatnya pun kendur, ketika malam sudah menghampiri perjalan kami. Tergopoh-gopoh melalui akar demi akar dengan bantuan senter kepala, yang sepertinya cukup membuat pusing kepala. Saya pun kembali menyemangatinya, “Ayo rin 15 menit lagi” sampai akhirnya dia menjawab “bodo amat, kamu ga lulus SMA ya, itungan waktunya salah terus.. “ ujarnya.  Hahahahhaaaaa.. 

Tepat pukul 19.00 WIB, kami tiba di Surya kencana, kami bertiga bersyukur bisa sampai. Tenda kami dirikan dan kami memasak air sejenak untuk membuat secangkir kopi hangat, energen sereal dan memasak mie instant.

Malam ini terasa begitu panjaaaang, kedinginan malam itu hampir mencapai 5 derajat celcius. Slepping Bag bahkan seperti tidak mampu menahan kedinginan malam itu.

Sampai sayup-sayup terdengar, ‘Nasi uduk-nasi uduk’ wah ternyata di gunung ada yang jualan nasduk.. hwahaaa.. lumayan. Rp. 10rb untuk satu bungkus, rupanya tetap harus kami tebus untuk membuang lapar malam itu.

Pagi pun tiba, dan saya merencanakan untuk pergi ke Puncak gunung Gede, sekitar 1 jam dari Surken. Kami membagi tugas, Pak Wid menjaga Tenda dan peralatan lain, sementara saya danAzrina pergi ke Puncak Gunung Gede. Sebagai catatan Pak Wid yang mirip dengan Preiden Amerika Barrack Obama ini, sudah bosan ke Gunung Gede, menurut catatanya sudah banyak gunung yang di daki,  jadi klo ke puncak gede aja si udah bosen… hahahhaaah.



Kembali ke cerita.. Rupanya semangat pagi itu membuat Rina mau mendaki ke Puncak Gede, walaupun sesekali terlihat kepayahan.
Kiranya inilah gambaran kebahagiaan itu,  “Horeeeee. Alhamdulillah.. Sampai juga” terlihat beberapa saat Azrina sempat terdiam degan melihat takjubnya puncak gunung Gede,  yang juga terlihat pesona Gunung Panggrango dari kejauhan.


Kami turun dari Surken tepat hari Minggu pukul 11.00 WIB. Kali ini perjalanan lebih ramai dari biasanya, karena banyak dijumpai perkumpulan Pencinta Alam yang sama-sama turun pada waktu yg bersamaan. Sekali waktu kami saling bertegur sapa dan saling memberi semangat.






2 komentar:

  1. Mas, kalau pengalaman pendakian gunung Gede jalur Ciboas atau Purti sama saja atau berbeda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berbeda, kalo dahulu lewat Putri relatif lebih menanjak terus dan jalur banyak akar2. klo cibodas realtif lebih banyak mendatar dan tidak terlalu ekstrim..

      Hapus